Banyak manusia yang berbicara tentang harapan.
Dimanapun , kapanpu namun di kala manusia mengejar mimpi disitu pasti tersaji
sebuah kata “harapan”. Namun apakah harapan itu ?
My Blog
Selamat datang di Blog saya , sebuah blog dengan tulisan-tulisan berisi pengalaman saya , semoga menginspirasi
5.29.2012
5.17.2012
Tanggung Jawab Manusia
Kehidupan
Manusia tidak akan lepas dari sebuah tanggung jawab. Tanggung jawab adalah
bagian dalam segala sesuatu yang dilakukan manusia. Apa itu tanggung jawab ?
Pandangan Hidup Manusia
Setiap
manusia pasti mempunyai pandangan hidup. Sedangkan pandangan hidup itu sendiri
bersifat kodrati. karena itu menentukan masa depan setiap manusia. Untuk itu
perlu dijelaskan pula apa arti pandangan hidup itu sendiri.
5.05.2012
Keadilan
Apakah arti keadilan itu ? Kata “adil” digunakan dalam empat hal: Keseimbangan, Persamaan dan Nondiskriminasi, Pemberian Hak kepada yang Berhak, dan Pelimpahan Wujud Berdasarkan Tingkat dan Kelayakan.
Banyak pendat tentang definisi dari keadilan tersebut. Misalnya saja Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing – masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran terjadap proporsi tersebut disebut tidak adil.
Keadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaannya dikendalikan oleh akal. Socrates memproyeksikan keadilan pada pemerintahan. Menurut Socrates, keadilan akan tercipta bilamana warga Negara sudah merasakan bahwa pemerintah sudah melakukan tugasnya dengan baik. Mengapa diproyeksikan kepada pemerintah ? sebab pemerintah adalah pimpinan pokok yang menentukan dinamika masyarakat. Kong Hu Cu berpendapat bahwa keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya. Pendapat ini terbatas pada nilai-nilai tertentu yang sudah diyakini atau disepakati.
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntuk hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi hak nya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.
Di Indonesia , keadilan sangat ingin ditekankan. Hal itu bisa terlihat dari sila kelima pancasila yang berbunyi : “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Namun perwujudan keadilan masih belum terlihat.
Permasalahan hokum adalah yang paling mencolok dalam hal keadilan. Disaat para petinggi yang sudah terbukti korupsi mendapat hukuman yang tidak setimpal dengan hokum yang tertera. Sedangkan rakyat kecil yang hanya mencuri sandal jepit mendapat pasal hokum yang hampir setimpal dengan hokum pencurian uang. Bahkan sebelum masyarakat memprotes , sang pencuri sandal bisa saja mendapat hukuman yang lebih berat.
Dalam hal Teknologi Informasi , keadilan bisa dilihat dari pembajakan software. Orang yang handal dalam IT mampu membuat software yang harusnya dibayar menjadi gratis. Hal ini dapat merugikan sang pencipta software. Disamping tidak mendapat keuntungan , orang yang membajak juga bisa saja membuat softwarenya menjadi buruk sehingga banyak orang tidak suka
5.03.2012
Derita
Manusia tidak bisa lepas dari penderitaan. Meski skala yang dirasakan berbeda-beda namun penderitaan pasti pernah dialami masing-masing manusia. Namun apakah penderitaan itu ?
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidalmya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenilcmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan "risiko" hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bennakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya. Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang diberikanNya? .
Tanda atau wangsit demikian dapat berupa mimpi sebagai pemunculan rasa tidak sadar dari manusia waktu tidur, atau mengetahui melalui membaca koran tentang terjadinya penderitaan. Kepada manusia sebagai homo religius Tuhan telah memberikannya banyak kelebihan dibandingkan dengan mahlulc ciptaannya yang lain, tetapi mampukah manusia mengendalikan diri untuk melupakannya ? Bagi manusia yang tebal imannya musibah yang dialaminya akan cepat dapat menyadarkan dirinya untuk bertobat kepadaNya clan bersikap pasrah akan nasib yang ditentukan Tuhan atas dirinya. Kepasrahan karena yakin bahwa kekuasaan Tuhan memang jauh lebih besar dan dirinya, akan membuat manusia merasakan dirinya kecil dan menerima takdir. Dalam kepasrahan demikianlah akan diperoleh suatu kedamaian dalam hatinya, sehingga secara berangsur akan berkurang penderitaan yang dialaminya, untuk akhimya masih dapat bersyukur bahwa Tuhan tidak memberikan cobaan yang lebih berat dari yang dialaminya.
Dalam dunia yang sudah memiliki Teknologi Informasi yang canggih ini , orang kadang membeberkan penderitaannya di dunia maya. Mereka mengeluh dan mungkin berharap ada orang yang menolongnya ketika ia “mengumbarkan” penderitaannya di dunia maya. Padahal Sang Pencipta memberi kita penderitaan agar kita menyadari apa yang salah dari kita , bukan mengumbarkan sehingga mendapatkan simpati dari banyak orang. Harusnya kita menghadapi cobaan tersebut dengan bertobat kepada Tuhan bukannya malah mengumbarkannya.
Karena itu kemajuan Teknologi Informasi ini disalahgunakan oleh beberapa orang dalam menghadapi penderitaan
Langganan:
Postingan (Atom)